Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
speed cars

Powered by Blogger

Jumat, 16 April 2010

TIPS OTOMOTIF

TIPS PERAWATAN DAN PERBAIKAN RAWAT INJEKSI BIAR TETAP AKSI Servis rutin mesin injeksi dapat difokuskan di seputar sistem pasokan bahan bakar dan udara. Salah satu pertimbangannya menilik kualitas bahan baker di tanah air yang tak menentu. Langkah ini sebaiknya dilakukan rutin setiap 5.000 km. Komponen utama terdiri dari filter bensin, filter udara, pompa bahan baker, throttle body (skep injeksi) dan nosel/injector. Lima bagian tadi yang menentukan kelangsungan hidup sebuah sistem injeksi. FILTER BENSIN Perawatan dimulai dari filter bensin. “Kita tak pernah tahu tangki dalam kondisi kotor atau bersih, apalagi untuk mobil tahun lawas,” ungkap Taqwa S. Swasono, mekanik bengkel Garden Speed. Maka itu bersihkan filter bensin dengan bantuan angina bertekanan tinggi. Umumnya komponen ini terletak di ruang masin dan terbuat dari logam. Jika sudah terlalu kotor, sebaiknya diganti batu. Jika dibiarkan berlanjut, kerusakan bisa merembet pada pompa bensin. Indikatornya, suara berisik dengan nada tak stabil. “Pompa injeksi sangat mahal, jadi harus telaten merawat,” urai Taqwa yang mendalami mesin injeksi. NOSEL INJEKTOR Nosel penyemprot bensin juga wajib dibersihkan. Maksudnya agar arah dan bentuk semprotannya ideal. Kualitas bensin yang rendah menyebabkan lubang nosel yang ukurannya sangat kecil tersumbat kerak/kotoran. Semprotan bensin jadi kacau dan debitnya berkurang. Akibatnya, putaran mesin pincang dan tarikan mberebet. Tak perlu bongkar nosel, cukup campurkan larutan kimia pembersih ke tangki bensin. Bensin dan larutan kimia ini akan bersenyawa dan mengalir ke nosel untuk mengikis kotoran. Di pasaran sudah banyak produk yang berguna untuk itu. Lakukan secara rutin agar tak perlu ganti nosel baru. THROTTLE BODY Skep injeksi atau throttle body (TB) juga rentan kotor. Gejalanya, tarikan kurang responsive. Bahkan jika kotoran sudah menumpuk di TPS (Throttle Position Sensor) bisa menyebabkan putaran meisn pincang saat stasioner. Sumber kotoran berasal dari udara yang terhisap ke ruang baker. Oleh karena itu, kebersihan TB bergantung pada perawatan filter udara. Bersihkan TB memakai cairan semprot yang banyak dijual di toko onderdil/perkakas. Pilih yang direkomendasi untuk mesin injeksi. Caranya dengan menyemprotkan lewat mulut skep TB sembari mesin dinyalakan stasioner. Jaga putaran mesin agar tidak mati, sehingga cairan pembersih bisa masuk ke seluruh celah skep. Proses ini sekaligus berfungsi membersihkan ruang baker. Semprotkan satu kaleng cairna pembersih kemudian matikan mesin sekitar 10-15 menit. Lanjutkan dengan menyalakan mesin kembali dan mainkan putaran mesin hingga rpm tinggi 6.000-6.500 rpm). Sisa kotoran atau kerak di TB dan ruang baker akan terbuang bersama asap knalpot. Jika mesin dilengkapi sensor yang mengontrol aliran udara, jangan lepas saluran intake. Semprotkan cairan pembersih lewat lubang hawa (breather) di saluran intake. Selanjutnya ikuti prosedur serupa di mesin yang tak punya sensor aliran udara. Usai itu, periksa filter udara agar langkah pembersihan TB dan ruang baker tak mubazir. Bersihkan dengan angin bertekanan tinggi dari arah belakang atau ganti jika sudah terlalu kotor. “Usahakan memakai pasrts asli agar flow (aliran, red.) udara bagus. SETEL CO Tak kalah penting, lakukan proses penyetelan CO (karbon monoksida) sebagai penutup rangkaian perawatan ringan ini. Manfaatkan alat engine analyzer sebagai alat pengukur. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui proses pembakaran di mesin, apakah sudah efisien atau tidak. Nilai CO ideal harus dibawah 1 persen. Jika tiak, lakukan penyetelan ulang di sistem pasokan bensin, udara dan pengapian.

Trend Modifikasi Motor

Chop..chop..chopper alias memotong. Mereka ini nggak ada aturan. Sesuai selera dan bener-bener individualis. Tapi bukan berarti bukan penikmat tren. Taon 70-an, arahan desain old school, custom modern yang minimalis juga pscyodelic merajai customized ini.


Old school memang sesuai perkembangan chopper. Ground clearance cuek nggak rata, centang atau down-tube meninggi. Psycodelic yang mendewakan motor mutlak pajangan berkualitas barang seni juga dianut. Malah sampai motor disepuh emas segala.

Masuk 2004, pengaruh aliran-aliran ini tetap ada. "Motor sama halnya mode, dari masa ke masa tetap terpengaruh. Tentunya disesuaikan dengan perkembangan zaman," buka Veroland, penggawang Kick Ass Chopper Jakarta.

Nafsu pengin x-trem bikers 2004 makin menjadi. Di tingkatan lokal ada tiga jenis penikmat custom. "Ada yang doyan bikin sendiri, ada yang niru produk luar, ada juga yang bener-bener beli produk luar," kata Vero. Jadinya tren modif tetap terpengaruh modifikator luar.
Nuansa canggih di motor chopper khususnya HD makin kental. Konstruksi hubless, pelek dan lengan ayun memegang pelek tanpa jari-jari bisa jadi akan booming. Ini mencontek motor-motor futuristik sport. "Sori belum setuju! Itu belum...Paling kentara justru konstruksi serbalengkung di sasis," seru punggawa KAC.


Misal di down tube juga lengan ayun serbalengkung. Khusus wilayah down-tube, ada kecendrungan goose neck dengan lengkungan yang lebar. Tak cuma itu, arahan drop seat yakni memendekkan posisi duduk tanpa mempengaruhi ground clearance juga ngetrend.
 Paling umum selera custom minimalis sangat dominan di bebuka 2004 ini. Motor 'bersih' dari variasi-variasi penunjang yang nggak perlu. Malah kabel-kabel juga diumpetin untuk menunjang efek minimalis itu. Makanya, konstruksi rangka di desain chopper harus serba padat dengan ban belakang supergambot. "Metzeler mengeluarkan ukuaran 280 sampai 300 mm ke atas. Moga Avon juga nggak mau ketinggalan," jelas Vero.


Aliran keras alias hardcore chopper nggak begitu terkekang tren. Tapi, tentunya mereka tetap bisa diraba ke mana arahan desain 2004. Misal saat menjenguk builder dunia berjuluk Paramount Custom Cycles, A.S atau Billy & Chopper Inc, arahan desainnya x-treem.
Bentuk tangki peti mati atau teardrop dimodifikasi lagi hingga lebih ekstrem. Malah sasis juga dibuat melekuk-lekuk menyerupai bentuk primata tanpa menghilangkan kesan minimalisnya.


Soal permak tampang motor standar, modifikator Indonesia boleh dibilang paling sip. Segala model moge bisa ditiru, sayangnya kerap terjadi pemaksaan. Maksudnya basis motor sport lokal macam Honda Tiger, Kawasaki Ninja atau Suzuki Thunder punya tongkrongan 'mungil' jadi bengkak bin kedodoran saat berubah tampang ala Yamaha R-1.


Masuk 2004, saatnya barisan modifikator mulai introspeksi alias mencari jati diri ubahan motor sport lokal yang pas. Intinya, mesin yang cuma berkapasitas mentok sampai 250 cc nggak kebanting dengan baju (fairing) ala moge.


Lihat saja tren modif di Jepang yang balik ke gaya trail jadul (jaman dulu) atau scrambler. Pabrikan juga nggak kalah tanggapnya, Honda menawarkan FTR223, Yamaha pede jualan TW125 dan TW200 atau Suzuki menjagokan RV250.


Semuanya bergaya minimalis menonjolkan kegagahan mesin dan kaki-kaki. Arah modifnya disebut streetracker, pilihan gaya dari ban pacul, setang motokros dan tangki mungil. Atau campur aduk ban bulat macam donat, swing arm panjang, sepatbor tipis dan lampu bulat.


Sampai gaya dirttrack di Amrik pun sah dicontek. Lihat gaya sepatbor tifis menyatu ke jok yang rata dan ban tebal seperti Harley XR750 yang balapan di trek tanah oval. Buruan bikin tuh, biar jadi pelopor gaya streettracker.
Gaya telanjang ini rada nyambung kalau ngomongin streetfighter yang masih kabur batasnya dengan model naked bike. Banyak definisi soal tongkrongan sangar streetfighter saat diaplikasi ke Tiger atau Thunder. Tapi intinya, gaya petarung jalanan yang laris di Inggris ini menonjolkan sisi egois penunggangnya dan sang modifikator.
          Sebut saja aplikasi jok sorangan yang nungging, menonjolkan kegagahan mesin korekan dan kaki-kaki gambot. Nah kalau naked bike itu istilah buat moge superbike pabrikan yang minus fairing alias terondol. Sebut saja Yamaha YZF-R6 yang punya saudara kembar Fazer 600.
Buat yang doyan pakai fairing, silakan buka majalah motor impor atau website pabrikan moge. Masuk tahun monyet kayu, moge superbike dunia demen garis tegas dan tajam untuk desain fairing.


"Model gembung atau bulat mulai ditinggalin, lihat saja bentuk Yamaha R-1 2004 yang serba runcing, kesannya sip membelah angin," sambar Budi Udin Fakkar yang rajin surfing internet cari info motor gress.


Termasuk tren dunia soal letak peredam knalpot yang dipasang di tengah alias di bawah buntut ala Moto GP, bakal dilalap oleh modifikator lokal. Keren sich!


Tambahan lagi nih, tren aplikasi kaki-kaki limbah bakal bergeser ke motor kelas 250 cc ke bawah. Sebut saja copotan Aprilia RS125, Cagiva Mito, Honda NSR125 Hornet, NSR250 atau Yamaha TZR125. Alasannya karena postur motor replika GP125 ini pas ke bodi motor sport lokal.

TUNE-UP MESIN

 Beberapa bagian yang biasa diperiksa dalam pekerjaan tune-up
mesin  adalah sistem pendinginan, tali kipas, saringan udara, batere, oli
busi, kabel tegangan tinggi, celah katup, karburator, putaran oli
dan tekanan kompresi
a. Sistem pendinginan
Periksa tinggi air pendingin pada tangki cadangan. Jika kurang,
isi hingga garis FULL.
b. Periksa kualitas air pendingin. Apakah menimbulkan karat,
tercampur olii atau kotoran? Ganti air pendingin jika perlu.
c. Periksa kembali isi radiator terutama kisi kisinya dan selang-selangnya.
d. Periksa klem selang. Bila longgar, kencangkan.
e. Periksa apakah ada kebocoran pada pompa air, inti radiator
(core) atau longgarnya penguras air.

f. Periksa cara kerja tutup radiator. Dengan menggunakan alat test
tutup radiator, periksa tegangan pegas dan kedudukan katup
vakum dari tutup radiator. Tutup harus diganti, jika tutup membuka pada tekanan di bawah angka spesifikasi atau jika tutup rusak
rusak.
2. Tali kipas
a. Periksa tali kipas belt dari keausan, retak, dan ketegangan. Ganti bila perlu
b. Pastikan tali kipas terpasang baik pada puii

c. Periksa kelenturan tali kipas dengan memberikan tekanan sebesar
98N (10 kg) di tengah·tengah antara kedua puli. Stel bila perlu

Penyetelan :
- Bila perlu kendorkan baut dudukan alternator dan bautnya
- Gerakan alternator kedalam dan keluar untuk menyetel
- Setelah itu kencangkan baut

 3. Saringan udara
a. Buka elemen saringan udara
Catatan:
Usahakan agar tidak ada kotoran atau benda lain masuk ke dalam karburator
b. Untuk membersihkan etemen, hembuskan udara bertekanan
dari sebelah dalam.
c. Jika elemen koyak atau terlalu kotor, ganti dengan yang
baru
4. Batere
a. Periksa batere dari kemungkinan penyangga batere berat, hubungan terminal longgar, terminal berkarat atau rusak, batere rusak, atau bocor.
b. Periksa batas air aki harus antara batas atas dan batas bawah
(maks. dan min. level).
c. Jika di bawah min, tambahkan air aki sampai batas min,
jangan lebih.
d. Periksa berat jenis elektrolit dengan hidrometer. Berat jenis
1,25 - 1,27 pada 20°C.
c. Periksa banyaknya elektrolit pada setiap sel, Jika tidak berada
pada ketinggian yang semestinya isilah dengan air suling.

5. Oli mesin
a. Tinggi oli harus berada pada antara L, dan jika lebih rendah, periksa kemungkinan ada kebocoran lalu tambah oli. hingga tanda F. Gunakan oli API service SE.
b. Periksa oli kemungkinan sudah kotor, kemasukan air atau
berubah wama.
6. Mengganti saringan oli

a. Buka saringan oli.
b. Untuk memasang saringan oli, beri beberapa tetes oli mesin pada
pada gasternya. Setelah itu kencangkan dengan tangan
c. Setelah mesin dihidupkan, periksa oli dari kemungkinan
terdapat kebocoran dan periksa kembali tinggi oli.
7. Busi
a. Periksa elektroda tengah setiap busi dari pengikisan,
atau porselinnya retak. Ganti bila perlu.
b. Bersihkan busi dengan amplas atau sikat kawat halus
dipakai lagi
c. Stel celah busi dengan membengkokkan elektroda massanya

Catatan :
Gunakan feeler gauge kawat umuk mendapatkan keakuratan
pengukuran

Perhatian :
- Jangan menarik kabel busi waktu membukanya.
- Waktu memasang busi baru atau lama oleskan compound
anti aus afau sejenisnya pada drat busi.
8. Memeriksa kabel tegangan tinggi
a. Lepaskan kabel. Pada waktu melepas kabel busi, tariklah
dengan memegang bagian ujung kabelnya, jangan memegang
 pada bagian tengah kabel.
b. Periksa tahanan kabel. Tahanan kabel kurang dari 25 kiOHM perkabel

9. Distributor
a. Periksa tutup distributor dan rotor dari kemungkinan:
- Retak, berkarat, terbakar atau lubang kabel kotor.
- Terminal elektroda terbakar.

- Pegas bagian tengah lemah
b. Periksa dan stel celah platina atau celah udara.
- Jika platina terbakar atau berlubang lubang, platina
harus diganti.
- Stel celah platina dengan pegas penahan. Celah blok 0,45 mm.
- Stel celah udara antara rotor proyeksi koil, Celah udara
0,2 - 074 mm.

c. Periksa sudut dwell dengan tester. Sudut dwell 52** 1 6°`
d. Periksa saat pengapian.
- Setel putaran mesin pada putaran idle. Oktan selektor
harus distel pada posisi standar. Saat pengapian pada maksimum 950 RPM 8** sebelum TMA.


d. Periksa saat pengapian.
 - Stel putaran mesin pada putaran idle. Oktan selektor
harus distel pada posisi standar. Saat pengapian pada maksimum 950 RPM 8** sebelum TMA.
- Cocokkan tanda-tanda waktu dengan memutar body distributor. Saat pengapian 8° sebelum TMA.

Perhatian:
Jangan distel dengan oktan selektor

e. Periksa cara kerja governor.
- Rotor harus kembali dengan cepat setelah diputar searah jarum jam dan dilepas. Rotor tidak boleh terlalu longgar.
- Hidupkan mesin dan lepaskan selang dari distributor. Tanda waktu berubah sesuai dengan putaran mesin.
10. Penyetelan celah katup
a. Panaskan mesin kemudian matikan.
b. Stel silinder No. 1 Pada TMA atau titik mati ams (kompresi).
c. Kencangkan kembali baut-baut kepala silinder dan penunjang batang penumbuk katup (rocker arm).

d. Stal celah katup. Celah katup diukur di antara batang katup
dan lengan rocker. Yang distel hanya katup yang ditunju  oleh panah saja.
Celah katup:
Hisap : 0,20mm
Buaug : 0,30 mm 
e. Putarlah poros engkol (cranshat) 3.600.
f. Stel katup-katup lain yang ditunjukkan oleh panah.

11. Penyetelan putaran rendah (idle) pada karburator
Cara 1:


a. Lepaskan sumbat pada saluran isap dan pasang vacuum gauge.
b. Sambungkan tachometer pada koil pengapian.
c. Hidupkan mesin sampai suhu kerja normal.
d. Saat mesin stasioner, putar skrup setelah angin ke dalam
dan keluar sampai diperolch putaran terbaik dengan tingkat
kevakuman minimum 430 mm Hg.
e. Putarlah sekrup setelah stasioner untuk menyetelnya.
f. Lepaskan vacuum gauge dan pasang sumbat kembali.


Cara 2:
a. Hidupkan mesin.  
b. Stel hingga putaran maksimum dengan memutar sekrup
penyetel putaran idle.
c. Stel putaran campuran idle dengan memutar sekrup penyetel putaran idle. Putaran campuran idle kurang lebih 800 rpm
d. Teruskan penyetelan (b) dan (c) sampai dapat putaran maksimum yang paling optimal, tidak bergantung banyaknya memutar sekrup penyetel putaran idle. Putaran idle
750 kurang lebih 50 rpm.

Untuk penyetelan bagian karburator lainnya, lihat pembahasan khusus karburator.
12. Pemeriksaan tekanan kompresi
a. Pastikan oli mesin cukup dan aki punya setrum penuh.
b. Panaskan mesiu sampai suhu kerja normal. Matikan mesin.
c. Lepaskan semua besi.
d. Pasang alat ukur kompresi pada lubang busi silinder no.1.
e. Injak pedal gas sampai habis.
f. Start mesin hingga tekanan kompresi hingga nilai tertinggi.
g. Lakukan tes yang sama pada silinder lainnya.

Tekanan kompresi,
standar : 11 kg/cm2
limit : 9,0 kg/cm2

Bila rendah atau tidak rata, lakukan tes ulang setelah menuangkan oli ke silinder yang nilai kompresinya paling rendah
- Bila tekanan kompresi naik, berarti ring pinion atau silinder aus.
- Bila tekanan tidak naik, tandanya permukaan klep pada kepala silinder tidak rapat.
- Bila dua silinder yang berdekatan tekanannya tidak naik, kemungkinan penyebabnya adalah gasket kepala silinder diantara kedua silinder itu bocor